LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
PENGUKURAN
DASAR PADA BENDA PADAT
Tanggal
Percobaan : 02 November 2012
Nama Asisten :
1.
Angela Maryam,
S.Si
2.
Nasrudin, S.Si
3.
Ibnu Mahbubah
Penyusun
:
1.
Ajie
Romana Putra 0621 12
070
2.
Fatimatul
Husnul H 0621 12 069
3.
Riska
Eka Wijayanti 0621 12
053
LABORATORIUM
FISIKA
PROGRAM
STUDY KIMIA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
PAKUAN
BOGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
Percobaan
a. Mempelajari dan menggunakan
alat-alat ukur
b. Menentukan volume dan massa jenis
zat padat
c. Menggunakan teori ketidakpastian
I.2 Teori Dasar
Besaran dan
Satuan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta
memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang
dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI)
merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang
berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu
besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang lain. Satuan besaran pokok disebut
satuan pokok dan telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para
ilmuwan. Besaran pokok bersifat bebas, artinya tidak bergantung pada besaran
pokok yang lain. Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun
atas besaran-besaran pokoknya. Pada sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh
besaran pokok yang berdimensi, sedangkan dua besaran pokok tambahan tidak
berdimensi. Cara penulisan dimensi dari suatu besaran dinyatakan dengan lambang
huruf tertentu dan diberi tanda kurung persegi.
1.
Pengukuran Cara Statis
Pengukuran cara statis digunakan untuk mengukur volume zat padat yang
teratur bentuknya (kontinu) dapat pula dilakukan secara tidak langsung dengan
mengukur perubah (variabel) yang membangunnya. Pengukuran cara statis pada zat
padat contohnya pada balok dan silinder.
a.
Balok
Volume balok
dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi dari balok
itu sehingga :
Vbalok
= p x l x t
Dengan;
P
= panjang balok
L
= lebar balok
T
= tinggi balok
Untuk menghitung massa
jenis balok dilakukan dengan cara mengukur massa benda tersebut dibagi dengan
volume benda itu sehingga :
Dengan :
v
= volume benda
b.
Silinder
volume silinder
dapat juga dilakukan dengan mengukur jari-jari dan panjang silinder itu
sehingga:
Vsilinder
= π r2.t
Dengan;
d = diameter
silinder
t = tinggi
silinder
r =
jari-jari silinder
Untuk
menghitung massa jenis silinder dilakukan dengan cara mengukur massa benda
tersebut dibagi dengan volume benda itu sehingga
=
Dengan :
silinder
silinder
v
= volume silinder
Untuk mengukur tingkat ketelitian benda, dapat dihitung dengan menggunakan
cara :
2. Pengukuran secara dinamis
Dalam pengukuran secara dinamis untuk menentukan massa
jenis suatu benda pada suatu percobaan, diterapkan Hukum Archimmides :
setiap benda
yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke
atas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu.
Melalui
pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang dihitung secara
konfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan hukum Archimides.
Contoh pengukuran secara dinamis salah satunya terdapat pada kunci.
Menghitung
volume pada benda padat secara dinamis ( contohnya mengukur volume kunci) dapat
dilakukan dengan cara mengurangi massa udara dengan massa air sehingga :
V = Mu – Ma
Dengan ;
Mu = Massa
udara
Ma = Massa
air
Massa jenis
(rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat dirumuskan:
ρ = m/v
Dengan ;
ρ = massa
jenis (Kg/m3)
M = massa
zat (Kg)
V = volume
zat (m3)
Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan
timbangan atau neraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung
dengan alat ukurnya. Untuk mengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan
dengan memasukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur yang berisi zat cair.
Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahan penunjukan volume itu dari
zat padat tersebut.
Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur
langsung seperti itu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil
dari zat cair sehingga kalau zat padat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair
akan mengapung atau melayang ( tidak tenggelam seluruhnya).
BAB II
ALAT DAN BAHAN
II.1 Alat
a.
Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri atas dua
bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang yang terdapat pada
rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek yang terdapat pada
rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Nama vernier diambilkan dari
nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre Vernier, seorang ahli teknik
berkebangsaan Prancis. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm
dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di
bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada
skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur
diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai
10 cm.
b.
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup sering digunakan
untuk mengukur tebal bendabenda tipis dan mengukur diameter benda-benda bulat
yang kecil seperti tebal kertas dan diameter kawat. Mikrometer sekrup terdiri
atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala panjang yang terdapat
pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang yang terdapat
pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup mempunyai
skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian
pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer
sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi dari kedua alat yang telah
disebutkan sebelumnya, yaitu 0,01 mm.
c.
Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat
yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda
tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Alat untuk
mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca
ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca
badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan
yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan
empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan
dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling
belakang memuat angka ratusan.
d.
Bejana Gelas
Bejana gelas digunakan untuk mengukur volume dengan
teorema Archimedes
e.
Thermometer
Adalah alat untuk mengukur suhu ruangan
f.
Barometer
Adalah alat yang digunakan untuk mengetahuui tekanan dalam ruangan.
g.
Kalkulator
Digunakan sebagai alat bantu hitung
II.2
Benda
a. Sebuah
balok tembaga
b. Sebuah
sillinder besi
c. Sebuah
kunci
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1
Cara Statis :
a. Mengukur
panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan. Kemudian membuat
hasil pengukuran dalam bentuk tabel masing-masing.
b. Mengukur
ketebalan benda dengan mikrometer skrup
c. Menentukan
massa benda padat dengan cara ditimbang ( hanya satu kali)
d. Mencatat
suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan
e. Mengukur
benda padat yang lain dengan harga rata0rata masing-masing penyimpangan.
III.2
Cara dinamis :
a. Menentukan
massa benda dengan cara ditimbang
b. Menimbang
satu kali lagi benda yang tergantung tersebut, yang terendam seluruhnya dalam
air. ( airnya tidak ikut tertimbang dan benda tersebut tidak mengenai dasar
bejana )
c. Mencatat
suhu air dalam ruangan pada awal dan akhir percobaan
d. Mengulangi
seluruh pengukuran tersebut pada benda padat yang lain
BAB
IV
DATA PENGATAN DAN PERHITUNGAN
Berdasarkan pengamatan dan percobaan
yang telah dilakukan pada hari jum’at 02 November 2012, maka didapatkan
hasilnya sebagai berikut :
Keadaan ruangan
|
P (cm) Hg
|
Temperature (0C)
|
C (%)
|
Sebelum percobaan
|
76,5 (cm) Hg
|
27 0C
|
68 %
|
Sesudah percobaan
|
76,5 (cm) Hg
|
28 0C
|
68 %
|
a. Cara Statis
Table Pengamatan Balok Tembaga
Massa
balok tembaga: 66,5 gram
No.
|
P (cm)
|
L (cm)
|
T (cm)
|
V (cm3)
|
ρ(gr/cm3)
|
1
|
4,01
|
1.9
|
1
|
7,619
|
8,72
|
2
|
4
|
1,875
|
1
|
7.5
|
8,86
|
3
|
4
|
1,875
|
1
|
7,5
|
8,86
|
X
|
9,34
|
4,4
|
1
|
7,539
|
8,813
|
Δx
|
3,773
|
1,78
|
0
|
|
|
o Tingkat Ketelitian
=
=
= (
)
= 99,1 %
Table Pengamatan Besi Silinder
Massa
besi Silinder : 61,5 gram
No.
|
D (cm)
|
r (cm)
|
t (cm)
|
V (cm3)
|
ρ(gr/cm3)
|
1
|
1,630
|
0,815
|
4,04
|
8,433
|
7,292
|
2
|
1,628
|
0,814
|
4,04
|
8,413
|
7,310
|
3
|
1,629
|
0,8145
|
4,04
|
8,423
|
7,301
|
X
|
1,629
|
0,8145
|
4,04
|
8,423
|
7,301
|
Δx
|
5,744x10-4
|
2,886x10-4
|
5,77x10-3
|
|
|
o Tingkat Ketelitian
=
= 0,937 × 100%
= 93,7%
b.
Cara Dinamis
Tabel Pengamatan Kunci
Benda
|
ma
(gr)
|
mu
(gr)
|
V
(cm3)
|
ρ(gr/cm3)
|
Kunci
|
12,5
|
10,92
|
1,58
|
7,91
|
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan
percobaan pertama yang dilakukan pada balok tembaga, didapatkan data ukuran
panjang, lebar, tinggi, volume serta massa benda.
Sehingga dapat diperhitungkan
sebagai berikut :
Diketahui, Tabel Perhitungan dan
massa benda (balok ) = 66,5 gram
Percobaan 1
Diketahui : - P = 4,01 cm
- L = 1,9 cm
- T = 1 cm
Volume = P x L x T
= 4,01cm × 1,9 cm × 1 cm
= 7,619 cm3 cm3
Massa Jenis =
=
= 8, 72 gr/cm3
Percobaan 2
Diketahui : - P = 4 cm
- L = 1,875 cm
- T = 1 cm
Volume = P x L x T
= 4 cm × 1,875 cm × 1 cm
= 7,5
cm3
Massa Jenis =
=
= 8, 6 gr/cm3
Percobaan 3
Diketahui : - P = 4 cm
- L = 1,875 cm
- T = 1 cm
Volume = P x L x T
= 4 cm × 1,875 cm × 1 cm
= 7,5 cm3
Massa Jenis =
=
= 8, 6 gr/cm3
§
Δρ =
=
=
=
8,64 gr/cm3
a. Standar defiasi
·
Percobaan 1, Δp
=
=
=
=
=
= 3,773 cm
·
Percobaan 2, Δl
=
=
=
=
=
= 1,78 cm
·
Percobaan 3, Δt
=
=
=
= 0
Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis, kami dapat menentukan
tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ tembaga 8,9 gr/cm3 adalah :
=
=
= (
)
= 99,1 %
Jadi, tingkat ketelitiannya adalah 99,1%
Berdasarkan
percobaan kedua yang dilakukan pada silinder besi, didapatkan data ukuran
diameter, jari-jari diameter,tinggi, volume, serta massa benda.
Sehingga dapat diperhitungkan
sebagai berikut :
Diketahui, Tabel Perhitungan dan massa benda (silinder
) =61,5gram
Percobaan 1
Diketahui : - d = 1,630 cm
- r = 0,815 cm
- t = 4,04 cm
-
=
Volume = π r2.t
=
. (0,185)2 . 4,04
= 8,433 cm3
Massa Jenis =
=
= 7,292
gr/cm3
Percobaan 2
Diketahui : - d = 1,628 cm
- r = 0,814 cm
- t = 4,04 cm
-
=
Volume = π r2.t
= 1,628 cm × 0,814 cm × 4,04 cm
= 8,413 cm3
Massa Jenis =
=
= 7,310 gr/cm3
Percobaan 3
Diketahui : - d = 1,629 cm
- r = 0,8145
cm
- t = 4,04 cm
-
=
Volume = π r2.t
= 1,629 cm × 0,8145 cm × 4,04 cm
= 8,423 cm3
Massa Jenis =
=
= 7,301 gr/cm3
§ Δρ =
=
=
=
7,301 gr/cm3
b. Standar defiasi
·
Percobaan 1,
ΔD =
=
=
=
=
= 5,77×10-4 cm
·
Percobaan 2,
Δr =
=
=
=
=
= 0,99 cm
·
Percobaan 3,
Δt =
=
=
=
= 0
o
Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis, kami
dapat menentukan tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ besi 7,8 gr/cm3 adalah :
=
= 0,937 × 100%
= 93,7%
Jadi, tingkat
ketelitiannya sebesar 93,7%
Berdasarkan percobaan ketiga, kita menggunakan cara dinamis. Cara dinamis adalah pengukuran
terhadap benda yang elastis atau bentuknya tidak beraturan.
Nama
benda :Kunci
Diketahui :
a. Massa di udara ( mu)
sebesar 12,5 gram (menggunakan neraca o’haus)
b. Massa di air (ma)
sebesar 10,92 gram
c. Volume kunci
V = mu -
ma
= 12,5 gr – 10,92 gr
=1,58 cm3
d. Massa jenis
ρ =
=
= 7,91 gr/cm3
BAB VI
KESIMPULAN
Mengukur itu sangat penting untuk
dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan
karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika dikaitkan dengan
proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran
menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.
Dengan pengukuran ini kemudian akan
diperoleh data-data numerik yang menunjukkan pola-pola tertentu sebagai bentuk
karakteristik dari fenomena atau permasalahan tersebut. Dengan demikian, maka dapat
dihasilkan suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif berdasarkan pola-pola yang
dihasilkan oleh data-data kuantitatif tersebut.
Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang
tinggi dan dilakukan dengan alat yang sesuai agar hasil pengukuran meminimalisirkan
kesalahan.
Hasil Pengukuran harus dituangkan
dalam bentuk tabel dengan baik agar tidak perlu dilakukan pengukuran ulang yang
mengaibatkan lamanya proses perhitungan data kembali.
Percobaan pada balok tembaga menghasilkan ketelitian
hampir mencapai 100 % atau sebesar 99,1% dan bahkan besi silinder sebesar
93,7%. Namun pada pengukuran secara langsung pada kunci didapatkan data sebesar
10,048 gram/cm3.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapt diambil kesimpulan, sebagai
berikut :
§ Untuk pengukuran volume suatu benda dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu cara statis dan cara dinamis sesuai dengan bentuk dan
sifat benda (elastis atau tidak elastis).
§ Pengukuran dengan cara statis tingkat ketelitiannya
lebih besar daripada cara dinamis karena cara statis hanya dilakukan untuk
pengukuran benda berbentuk beraturan, sedangkan cara dinamis dilakukan untuk
pengukuran benda yang berbentuk tidak beraturan.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Buku
Penuntun Praktikum Fisika Dasar, Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan
Ø hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika.
Erlangga. Jakarta
TUGAS AKHIR
1.
Berikan keterangan mengapa tebal benda
tidak diukur dengan jangka sorong, melainkan dengan mikrometer sekrup ?
2.
Apakah massa tali tipis dapat diabaikan
dalam tingkat ketelitian 1 % ?
3.
Tentukan volume benda-benda padat dengan
kedua cara !
4.
Dari kedua cara diatas, manakah menurut
pengamatan yang paling teliti ?
5.
Tentukan massa jenis benda-benda
tersebut !
6.
Dari langkah 5, tentukan jenis
benda-benda tersebut !
7.
Tentukan volume benda-benda tersebut
pada suhu oC, langkah 6 !
8.
Sebutkanlah salah satu cara lain untuk
menentukan volume benda padat !
Jawaban
:
1. Fungsi
dari setiap alat ukur yang sejenis memanglah sangat berbeda, contohnya pada
kasus ini, “mengapa dalam melakukan percobaan pengukuran tebal suatu benda alat
yang digunakan bukanlah jangka sorong melainkan mikrometer skrup? “ kita dapat
memaparkan sekilas bahwa fungsi utama dari mikrometer skrup adalah untuk
mengukur ketebalan suatu benda hal ini karena mikrometer dirancang untuk
melakukan pengukuran hingga ketelitian yang amat kecil, sangat cocok untuk
mengukur tebal suatu benda yang memiliki ukuran yang amat kecil sehingga
diperlukan suatu alat dengan ketelitian yang memadai juga. Contohnya pengukuran
pada tebal sebuah kertas, tebal sebuah koin logam, dan lain-lain
2. Iya,
hal ini dikarenakan masa sebuah tali tipis dianggap mempunyai massa 0 (jika
bahan yang digunakan amatlah ringan) karena apabila kita perhitungkan kira-kira
massa tali dalam percobaan yang kami lakukan memiliki berat 0,0001 gram sama
sekali tidak berpengaruh besar.! Sehingga dalam ketelitian 1% pun masih dari
angka yang jauh. Semua hal itu kembali pada penggunaan bahan jenis tali
tersebut.
3. Hasil
pengamatan percobaan
Menggunakan cara statis :
a.
Pada benda balok (tembaga), didapat melalui rumus
volume balok yaitu: V= p x l x t
Dimana : P =panjang L
=lebar T = tinggi
contohnya :
Pada Percobaan 1
Diketahui : massa benda (balok ) =
66,5 gram
- P = 4,01 cm
- L = 1,9 cm
- T = 1 cm
Volume = P x L x T
= 4,01cm × 1,9 cm × 1 cm
= 7,619 cm3 cm3
b.
Pada Benda silinder (besi), didapat melalui rumus
volume silinder atau tabung = (π . r2. t )
Dimana : π =
r
= jari-jari t = tinggi
Contohnya pada percobaan 1
Diketahui : massa benda (silinder besi) = 61,5gram
- d = 1,630 cm
- r = 0,815 cm
- t = 4,04 cm
-
=
Volume = π r2.t
=
. (0,185)2 . 4,04
= 8,433 cm3
Menggunakan cara dinamis
-
Pada Kunci
Dilakukan melalui perhitungan
percobaan dari pengukuran selisih antara massa kunci ketika di timbang di udara
dengan selisih massa kunci ketika di timbang dalam air (V=mu-ma)
Dimana :
Mu= massa kunci ketika ditimbang di
udara (gram)
Ma= massa kunci ketika ditimbang di
air (gram)
Diketahui : Massa di udara ( mu)
sebesar 12,5 gram (menggunakan neraca o’haus)
Massa di air (ma)
sebesar 10,92 gram
Maka Volume kunci :
V = mu -
ma
= 12,5 gr – 10,92 gr
= 1,58 cm3
4. Sejauh
ini data pengamatan kelompok kami menunjukan bahwa dengan cara statis-lah
keakuratan percobaan hampir mencapai angka 90% ke atas, berbeda dibanding
dengan cara dinamis yang data pencariannya tergantung dari pengamatan orang
yang melakukan percobaan, terlebih lagi melalui cara dinamis banyak halangan
yang selalu muncul, mulai dari angin yang mempengaruhi dalam kegiatan
penimbangan benda, keefektifan alat, dan lain-lain
5. Massa
jenis.
Pada percobaan
pengukuran balok tembaga menggunakan cara statis yaitu cara dari perhitungan
massa yang didapat dibagi dengan volume yang didapat dari percobaan (7,619
gr/cm3). Dengan rumus : ρ=
Diketahui :
massa benda = 66,5 gram V
= 7,619 gr/cm3
ρ =
=
=
8, 72 gr/cm3
Pada percobaan pengukuran
silinder besi menggunakan cara statis yaitu cara dari perhitungan massa yang
didapat dibagi dengan volume yang didapat dari percobaan ( 8,433 cm3).
Dengan rumus : ρ=
Diketahui : massa benda 61,5
gr
Volume
benda 8,433 cm3
Maka massa jenis nya adalah :
ρ=
=
= 7,292 gr/cm3
·
Perhitungan ρ kunci dengan mengikuti alur dari
perhitungan system dinamis, maka akan didapat hasil volume dengan mencari
selisih antara ketika kunci ditimbang di udara dengan kunci ketika di timbang
di dalam air, lalu masukan kedalam rumus massa jenis.
Diketahui : massa udara = 12,5 gr
Volume = 1,58 cm3
Maka Massa jenisnya
adalah :
ρ =
=
= 7,91 gr/cm3
6. Dari
hasil pengamatan percobaan maka akan didapatkan nilai ketelitianya, sesuai data
pengamatan maka kami simpulkan :
a. Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis
balok , kami dapat
menentukan tingkat ketelitian pengukuran dengan literatur ρ tembaga 8,9 gr/cm3 adalah :
=
=
= (
)
= 99,1 %
nilai ketelitiannya mendekati nilai ρ tembaga dalam
literature, Maka dengan hasil ketelitian = 99,1 % dapat dipastikan benda
terbuat dari bahan tembaga
b.
Dari hasil perhitungan volume dan massa jenis silinder, kami dapat menentukan tingkat ketelitian pengukuran
dengan literatur ρ besi 7,8 gr/cm3 adalah :
=
= 0,937 × 100%
= 93,7%
nilai
ketelitiannya mencapai 93,7% mendekati dengan ρ literature besi, Maka dapat
disimpulkan benda tesebut 93,7% terbuat dari
besi
7. Dikarenakan
perubahan suhu tidak mengalami kenaikan dan penurunan, maka perhitungan
pengukuran benda tidak berpengaruh apapun terhadap jalannya percobaan (lihat di
tabel percobaan)
8. Selain
cara statis yaitu dengan cara mengukur volume benda dengan rumus bangun ruang,
ada pula cara dinamis, yaitu pencarian data volume suatu benda dengan cara
mencari selisih berat benda ketika diukur di udara dengan yang diukur didalam air.
Cara ini memiliki syarat yaitu bentuk benda tidak beraturan, contohnya terdapat
pada kunci.